Hello my lovely Unegers!!!! Long time no seeee!!! >.<
Oh my gosh, akhirnya saya bisa nulis lagi setelah lama vakum
dari dunia tulis menulis T_T
Apa kabar semuanya? Alhamdulillah saya masih sibuk dengan
bermacam-macam aktivitas. Dalam tulisan ini dan beberapa tulisan ke depan, saya
mau ngajak Unegers semua flash back dulu, menengok apa yang menyebabkan saya
sampe vakum selama ini wkwkwk.
Episode kali ini, sesuai judulnya, akan menceritakan lika
liku saya menghadapi sidang skripsi. Ya! Sidang skripsi yang begitu menakutkan
bagi banyak mahasiswa. Alhamdulillah sekarang udah bisa sedikit bernapas lega,
setidaknya sidang akhir udah beres, tinggal revisi (yang belum juga kelar sampe
hari ini), yudisium, dan wisuda.
Well, seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, saya juga
melalui tahapan seminar proposal, seminar hasil, dan sidang akhir. Saya tidak
sendiri di posisi ini. Ada tiga sahabat saya yang juga melalui prosesi yang
sama, Indah, Cindy, dan Fajri. Khusus untuk saya, Indah, dan Cindy, topik
skripsi kami adalah topik penelitian yang kami lakukan di Jepang dulu, sehingga
harapannya bisa lulus 3,5 tahun.
![]() |
Empat mahasiswa pertama UTS yang sukses melaksanakan sidang akhir (ki-ka: Fahmi, Indah, Cindy, Fajri) |
Seminar proposal dilakukan pada Oktober lalu. Sempro saya
bisa dibilang cuma formalitas karena hasil penelitiannya sudah ada. Namun
demikian, tetap saja semuanya harus dipersiapkan dengan baik, karena ini
penelitian saya jadi harus paham semua detail yang dilakukan. Sayang sekali,
saya gagal menaklukkan kerasnya prosesi pertama dari skripsi ini T_T
Gagalnya bukan karena sepenuhnya tidak menguasai materi, tapi
lebih ke kondisi fisik yang sedang tidak fit, sehingga gagal fokus dan jatuhnya
malah nge-blank. Tapi Alhamdulillah jadi dapat banyak masukan untuk perbaikan
ke tahap selanjutnya.
Seminar hasil diselenggarakan dua minggu setelahnya. Kali
ini saya lebih siap tempur. Semua masukan dari dosen pembimbing dan penguji
saya jadikan bekal untuk tampil lebih baik. Alhamdulillah, kali ini saya bisa
tampil jauh lebih baik. Pertanyaan-pertanyaan dosen penguji bisa saya atasi
dengan cukup baik, meskipun ada beberapa juga yang perlu dibenahi jawabannya.
Secara keseluruhan, saya puas dengan seminar hasil saya.
Nah, sidang akhir kami rencananya diadakan tanggal 10
Februari 2017. Namun, kami harus menunda sidang akhir dikarenakan pada hari
Sabtu, 11 Februari, asesor BAN PT berkunjung untuk melakukan visitasi
akreditasi Program Studi Teknobiologi. So, kesibukan kami jadi bertambah lagi
dan fokus kami bukan lagi hanya ke skripsi, tapi tersebar ke persiapan
akreditasi. Yaaah, resiko jadi mahasiswa di kampus baru membuat saya harus siap
dengan berbagai kemungkinan. Tapi saya senang juga sih bisa ditunda, jadi lebih
bisa mempersiapkan diri lagi, walaupun waktu deg-degannya jadi nambah seminggu.
17 Februari 2017
Jeng…jeng…jeng..!!! Tibalah waktunya saya menghadapi sidang
akhir. Ada rasa gugup, grogi, sekaligus terharu juga sih. Akhirnya saya sampai
juga ke tahap ini. Bagi saya, sidang akhir merupakan sebuah prosesi yang sangat
sakral, momen di mana seorang mahasiswa mempertanggungjawabkan kiprahnya
sebagai seorang terpelajar melalui penelitian akademik yang dilakukan secara
sistematis dan ilmiah. Tentu saja banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari
pendalaman topik, mempersiapkan berkas administrasi, dan tidak lupa senantiasa
berdoa kepada Allah Swt. Apapun yang akan terjadi di ruang sidang, saya akan
berusaha yang terbaik.
Pukul 13.00 sidang akhir dimulai. Pertama adalah sambutan
dari Bapak Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng selaku pemimpin sidang. Sidang akhir
yang kami berempat lakukan adalah sidang akhir pertama dalam sejarah UTS. Merinding
juga sih bikin sejarah untuk kampus. Kami berempat lalu diminta untuk
menyanyikan lagi Mars UTS sebelum memulai presentasi sidang. Setelah itu, Fajri
diminta keluar terlebih dahulu. Saya, Indah, dan Cindy melakukan presentasi
secara paralel karena topik skripsi kami yang masih saling berkaitan.
Usai memaparkan presentasi masing-masing, kami mendapat
berbagai pertanyaan dari dosen pembimbing dan penguji. Sayang sekali, saya
lagi-lagi kurang fokus menghadapi sesi tanya jawab. Entah karena gugup atau
apa, rasanya langsung nge-blank gitu aja, hiks. Saya berusaha menjawab
pertanyaan para dosen dengan sebaik-baiknya. Apapun hasilnya nanti, saya sudah
siap.
Kami bertiga keluar dari ruang sidang dua jam kemudian.
Alhamdulillah wa syukurillah, rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Akhirnya saya usai sidang skripsi! Puncak kehidupan saya sebagai seorang
mahasiswa telah saya lalui. Selanjutnya tinggal berdoa semoga diberikan hasil
yang terbaik.
Pukul 17.00, kami berempat kembali memasuki ruang sidang untuk mengikuti yudisium awal. Kami mendengarkan sambutan dan nasehat dari seluruh dosen penguji dan pembimbing, yakni Bapak Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng., Bapak A. Baso Manguntungi, S.Si., M.Si., Bapak Khotibul Umam, S.Si., M.Sc., Ibu Lili Suharli, S.Si., M.Pd, Ibu Riri Rimbun Anggih Chaidir, B.Sc., M.Sc, dan Ibu Kusdianawati, S.Si., M.Si. Saya tak kuasa menahan tangis haru mendengar wejangan dari beliau semua. Setelah semua dosen menyampaikan kata-kata nasehat, giliran kami yang menyampaikan kata hati.
![]() |
Trio kwek-kwek pasca sidang akhir :'D |
![]() |
We did it! |
Pukul 17.00, kami berempat kembali memasuki ruang sidang untuk mengikuti yudisium awal. Kami mendengarkan sambutan dan nasehat dari seluruh dosen penguji dan pembimbing, yakni Bapak Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng., Bapak A. Baso Manguntungi, S.Si., M.Si., Bapak Khotibul Umam, S.Si., M.Sc., Ibu Lili Suharli, S.Si., M.Pd, Ibu Riri Rimbun Anggih Chaidir, B.Sc., M.Sc, dan Ibu Kusdianawati, S.Si., M.Si. Saya tak kuasa menahan tangis haru mendengar wejangan dari beliau semua. Setelah semua dosen menyampaikan kata-kata nasehat, giliran kami yang menyampaikan kata hati.
“Terima kasih saya ucapkan untuk semua bapak ibu dosen yang
telah membimbing kami selama ini, baik yang sekarang ada di Sumbawa bersama
kami maupun yang sedang di luar Sumbawa untuk sekolah. Apa yang sudah kami raih
selama ini tentu saja tidak lepas dari bimbingan Bapak Ibu semuanya. Tidak ada
balasan yang bisa saya berikan selain doa semoga Bapak Ibu senantiasa dalam
lindungan serta kasih sayang Allah Swt.,” demikianlah sedikit kata hati yang
bisa saya sampaikan pada kesempatan itu. I swear, it was one of the most
emotional part of my life.
Setelah penyampaian kata hati, Pak Baso membacakan nilai
kami berempat. Alhamdulillah, kami berhasil memperoleh predikat cum laude. Usai
yudisium, kami keluar ruangan dan mengambil foto bersama.
Penasaran seperti apa serunya momen-momen tadi? Nih liat
sendiri aja foto dan videonya hehehe.
![]() |
Bersama Bapak Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng |
![]() |
Bersama Pak Arief, Ibu Lili Suharli, S.Si., M.Pd, dan Bapak Khotibul Umam, S.Si., M.Sc |
![]() |
Foto bersama teman-teman dan adik tingkat |
Video Pasca Sidang Akhir
Video Menjelang Visitasi Prodi
Anyway,
terima kasih buat doa semuanya yang telah mendukung saya selama proses
pengerjaan skripsi. Mohon doanya semoga saya bisa melangkah ke tahap
selanjutnya dan tetap bisa mengharumkan nama alamater, Sumbawa, dan Indonesia.
Aamiinn…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar