Dear Unegers!
Langit telah agak terang saat saya membuka
mata. Saya mengerjap-ngerjap untuk sesaat, lalu bergegas meraih ponsel di dekat
kepala. Pukul 05.30. Saya terkejut sesaat, kemudian saya menghembuskan napas. Hari
ini sudah tidak ada briefing panitia.
Saya membuka pintu ruangan, lalu bergegas
menuju masjid untuk menunaikan shalat Subuh. Semburat fajar merekah di sisi
timur cakrawala, membuka semangat pagi untuk mencari keridhaan di atas bumi
milik-Nya.
Usai shalat Subuh, saya mengunjungi kamar
divisi lapangan. Tampak beberapa orang teman divisi pubdekdok sedang memeriksa
dokumentasi hasil kegiatan Respek. Banyak foto dan video yang menarik. Salah
satunya video pembentukan formasi UTS Merah Putih.
“Bagus ya proses pembentukannya,” kata Kak
Febi sumringah.
Saya mengangguk setuju. Pergerakan manusia
dari yang tadinya berbaris-baris menjadi bentuk huruf U, T, dan S terlihat
memukau.
Saya kemudian keluar membantu teman-teman
yang lain mengangkut meja untuk UKM Fair pagi ini. Keceriaan dan canda tawa
menghiasi suasana hari ini.
Usai menata lapangan, kami kembali ke
sekretariat untuk sarapan. Hingga pukul 07.30, belum ada tanda-tanda UKM Fair
akan dimulai. Saya malah khawatir kalau UKM Fair tidak jadi diselenggarakan.
Kendati demikian, saya tetap berprasangka baik saja.
Usai sarapan, saya bergegas mandi. Mbak
Thifa dan Mbak Silmi menghampiri kami beberapa saat. Alhamdulillah, saat saya
keluar dari kamar mandi, keramaian mulai mencuat di lapangan utama. Denny dan Edi
menghampiri saya untuk mengurus mading UAR-BC.
Pukul 08.30, lapangan telah ramai dengan
stand dari berbagai UKM, lengkap dengan gerombolan mahasiswa yang tengah asyik
berkeliling dari satu stand ke stand yang lain. Saya dan Ayu lalu membuka acara
dari panggung utama, kemudian menyilahkan seluruh mahasiswa untuk menikmati
kegiatan UKM Fair yang juga dirangkaikan dengan open recruitment anggota.
Usai membuka acara, saya lalu turun untuk
melihat-lihat setiap stand yang ada. Semua berusaha tampil menarik untuk
mendapat perhatian pengunjung. Misalnya, UKM Sobat Bumi dengan album foto dan
contoh terumbu karang serta pohon Binong, UKM Nihongo Kurabu dengan pohon
harapan, kostum Yukata serta boneka penolak hujan, UKM Mapala dengan tenda
serta ayunan kainnya—plus Kak Bowo yang tiduran di atas ayunan—Doctor Chef (DC)
yang menyajikan aneka makanan, UAR-BC (UTS Angkat Raket Badminton Club) dengan
raket dan shuttlecock, Sumbawagen dengan banner tim 2014, Cine Club dengan
berbagai pernak pernik ACFFest (Anti Corruption Film Festival, festival film
yang diselenggarakan KPK) seperti CD, gantungan kunci, serta stiker—saya tidak
diharapkan berkunjung karena hanya ingin mengambil souvenir, wkwkwk—UKM
Beladiri dengan sarung tangan, sabuk, dan baju latihan, dan masih banyak lagi!
*Mohon maaf saya tidak bisa menyebutkan semuanya.
Saya lalu dipanggil Mbak Silmi saat
melintas di dekat stand Nihongo Kurabu. “Mi, hari ini kan ada penampilan UKM di
panggung utama. Kapan mulainya?”
“Bentar lagi, Mbak. Panggung utama belum
di-setting,” jawab saya.
“Kalo bisa jangan terlalu lama mulainya.
Kita nggak perlu properti macem-macem, sih,” kata Mbak Silmi lagi.
“Ya udah kalo gitu. Nihongo Kurabu maju
pertama ya, Mbak,” kata saya lalu menyiapkan panggung.
Saya memanggil semua UKM yang akan tampil
untuk bersiap-siap. Kemudian satu persatu UKM-UKM tersebut naik ke panggung
untuk menampilkan atraksi mereka. Ada Nihongo Kurabu dengan tarian kreasi,
kemudian UKM Basket dengan free style exhibition, UKM Beladiri dengan eksibisi
Karate, sosialisasi dari UKM Kalam, FILA, dan UKM Olahraga, serta penampilan
tari Nusantara dari UKM Seni.
Terik matahari tak menyurutkan semangat
para pengunjung. Semakin siang, lapangan rektorat semakin ramai dikunjungi oleh
mahasiswa. Saya dan Ayu secara bergiliran memandu acara dari panggung utama,
mulai dari mempersiapkan penampilan, menyampaikan pemberitahuan, hingga
menyampaikan sejumlah informasi titipan untuk seluruh mahasiswa.
Pukul 11.30, acara UKM Fair resmi ditutup,
sekaligus menutup rangkaian acara Respek UTS 2015. Saya menghela napas lega.
Akhirnya rangkaian acara kami usai dengan sukses. Saya turun dari panggung lalu
menghampiri teman-teman saya yang sedang berkumpul di stand UAR-BC dan Doctor
Chef. Kami berbincang-bincang dengan gembira sambil mencicipi beberapa sajian
kuliner yang dijajakan teman-teman DC sembari menunggu waktu shalat Jumat tiba.
Usai shalat Jumat, kami duduk-duduk santai
di sekretariat sambil menunggu waktu evaluasi panitia. Waktu baru menunjukkan
pukul 13.00, sekitar dua jam lagi.
“Eh, bikin sira padang, yuk! Ada mangga,
ndak?” celetuk salah seorang panitia.
“Boleh, kita cari mangganya dulu, ya,” ujar
saya. Saya mengajak Indah, lalu kami berkendara ke rumah Nora ke arah desa
Leseng. Sayang, empunya rumah sedang tidak di tempat. Akhirnya, kami bergegas
ke Sumbawa untuk mengambil mangga di rumah Indah.
Sembari Indah memilih-milih buah mangga
yang akan dipetik, saya berbaring di ruang tamu. Semilir angin membuat mata
saya berat dan akhirnya terlelap. Begitu terbangun, Indah sudah selesai memetik
mangga. Saya melihat jam, pukul 14.35. “Oke, ayo berangkat,” ujar saya malas,
masih setengah mengantuk.
Sesampainya di kampus, gerombolan orang
ngidam telah menanti kami dengan tatapan beringas. Saya pun memilih menyingkir
sembari menunggu teman-teman saya usai memotong mangga. Kendati saya sangat
ingin makan mangga sore ini, saya putuskan untuk memberi kesempatan kepada
teman-teman yang lain dulu, mungkin mereka lebih membutuhkan, hehehe.
Usai pesta mangga, kami berkumpul di tenda
yang belum dibongkar untuk melakukan evaluasi terakhir. Masing-masing divisi
diminta untuk menyampaikan evaluasinya. Hingga akhirnya saya diberi kesempatan
untuk menyampaikan evaluasi.
“Saya akan merasa sangat bersyukur jika
teman-teman menikmati kegiatan Respek di hari ketiga, meskipun menurut saya itu
seperti kue gosong yang tidak bisa ditolak, hanya bisa dinikmati...” saya
menghentikan ucapan saya sejenak. Tenggorokan saya seakan tercekat dan mata
saya mulai terasa basah.
Kak Surya, Mbak Thifa, Mbak Lulu, dan teman-teman
saya berusaha memberi semangat. Saya menarik napas dalam, berusaha agar pipi
saya tidak basah lagi.
Setelah bisa menguasai diri, saya kembali
melanjutkan ucapan saya. “Saya mohon maaf karena agenda di hari ketiga kemarin
banyak yang kacau. Pertama outbond. Teknisnya kurang jelas, parameter yang
diukur juga tidak bisa ditentukan, instruksi yang diberikan kurang jelas. Kemudian
saya tidak bisa mengamankan panggung dengan baik, dan penampilan malam
inagurasi yang agak kacau di, paling tidak, lima penampilan awal. Mungkin ini
karena saya orangnya panikan, jadi ketika mendapat perubahan rencana mendadak,
saya jadi blank dan bingung harus ngapain. Ke depannya saya harus lebih sigap
lagi, nggak boleh panik, dan bisa meng-handle acara dengan lebih baik lagi. Saya
juga berterima kasih pada semua teman-teman di sini. Saya belajar banyak dari
kalian semua,” ujar saya agak terbata-bata. Saya masih merasa bersalah karena
kekacauan di hari ketiga kemarin. Seharusnya saya bisa lebih cekatan agar
kejadian seperti itu tidak terjadi.
Semua divisi telah selesai menyampaikan
evaluasinya masing-masing, baik SC maupun OC. Alhamdulillah, secara keseluruhan
acar Respek UTS 2015 berjalan sukses. Mbak Lulu bahkan menangis penuh haru saat
menyampaikan evaluasi. Lain lagi dengan Pak Win. Bagi beliau, ini merupakan hasil
yang mengejutkan, karena dengan persiapan yang mepet serta pengalaman
kebanyakan panitia yang masih minim dalam mengelola acara kemahasiswaan sebesar
Respek, kami bisa menyuguhkan empat hari yang luar biasa bagi semua peserta. Bahkan
renungan lilin dan formasi UTS Merah Putih kami mendapat banyak komentar
positif di media sosial. Mbak Thifa, dosen SC kami, sempat meminta maaf karena
kami yang paling banyak berbenturan dengan pihak-pihak eksternal selama
penyelenggaraan acara. Menurut saya, tidak ada permintaan maaf yang harus
beliau sampaikan. Beliau telah membimbing kami dengan sangat luar biasa. Banyak
hal yang saya pelajari dari beliau selama bergabung di kepanitiaan Respek. Saya
sangat berterima kasih karena beliau mau membimbing kami dengan segenap
dedikasi.
Usai evaluasi, kami menunaikan ibadah
shalat Ashar, kemudian merapikan dan membersihkan arena utama Respek. Karena kerja
sama kami semua, segala huru hara di tengah lapangan bisa dibereskan dalam
waktu singkat. Usai beres-beres dan shalat Maghrib, kami menerima sedikit
pengumuman dari Mbak Lulu, kemudian membereskan semua barang-barang bawaan
kami. Usai beres-beres, kami foto-foto bersama.
Akhirnya, rangkaian Respek UTS 2015 usai
sudah. Ada rasa sedih yang tiba-tiba menyelinap di hati. Kebersamaan singkat
kami selama empat hari ternyata meninggalkan kenangan yang sangat kuat di hati
saya. Kami pun saling bersalaman, berfoto bersama, dan melambaikan tangan
perpisahan. Rasanya agak konyol sebenarnya, karena kampus UTS belum terlalu besar,
dan kami bisa bertemu kapan saja di kampus. Namun rasa kekompakkan yang telah
terjalin membuat kami berat untuk berpisah.
Well, inilah akhir perjalanan kami dalam
kegiatan Respek UTS 2015. Terima kasih banyak saya ucapkan kepada seluruh
panitia SC dan OC yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan ini. Semoga
apa yang telah kita perjuangankan bersama mendapat ganjaran setimpal di
sisi-Nya, aamiin.
Salam UTS, Salam Elang Muda!
Salam Elang Muda: Terbang, Terbang,
Terbang, Cengkeram!
Batu Alang, 4 September 2015
Foto-foto (maaf agak irit dokumentasi kali ini T_T. Makasih buat semua fotografer ^^)
![]() |
Nihon Kurabu |
![]() |
CINE Club |
![]() |
![]() |
Setelah bersih-bersih |
![]() |
Sebelum pulang (udah nggak fokus T_T) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar