Dear Unegers!
It's a very long time no see you all!!! >.<
Well, kali ini gue mau ngereceh dikit tentang impresi gue setelah nonton film dokumenter "Sexy Killer" karya Watchdoc. Buat yang penasaran ini dia trailer dan film nya.
Poster film Sexy Killers |
First of
all, gue
cuma mau bilang kalo gue nulis tulisan ini dalam mood swing yang teramat
akut hahaha. Lo bayangin aja, sambil nonton Sexy Killers (which is menurut
gue ini film kontennya berat banget buat otak gue yang kapasitasnya gak
seberapa ini), gue harus berhadapan dengan pembeli di kios rumah gue yang
tingkahnya macem-macem, ribut-ribut tim TPS di sebelah rumah, kucing-kucing gue
yang mendadak rewel, dan semuanya terjadi secara random. I feel like
having a big jetlag in my head LOL.
Gue
bukannya mau komplain kenapa lingkungan gue gini banget yah, di saat otak gue
bener-bener lagi butuh asupan (secara udah 2 tahun ninggalin bangku kuliah dan
dalam hitungan bulan gue mau mulai kuliah lagi, otak gue stuck sama
rutinitas dan hal-hal receh yang terlalu banyak gue lakuin wkwk), but I just
want to say that there is no any perfectly convenient places to deeply thinking
about serious or emergency stuffs in my world, at least now on. So, I want to
say to myself, “Fahmi, please be flexible and be ready to every single
disruption on your own.”
Baru-baru
ini watchdoc merilis satu film dokumenter yang kece banget (dan bagi gue film
nya beraaat hiks T_T *tapi tetep aja ditamatin wkwk) yang berjudul “Sexy
Killers”. Judulnya aja udah nyeremin, yet attracting your mind to look at it.
Sebelum gue akhirnya mutusin buat nonton film ini, at least ada tiga
orang yang rekomen gue buat nonton, means that “okay, just give this movie a
shoot”. Pertama temen main bulutangkis gue. He said, “Aidah Kak,
asli 10-15 menit pertama nonton aja saya udah mikir ini film nyuruh kita
golput.”