Senin, 31 Agustus 2015

RESPEK UTS 2015: Musibah di H-1

Dear Unegers!

Tanggal 31 Agustus adalah H-1 Respek UTS 2015. Saya bangun terlambat pagi ini. Telepon dari Mbak Lulu membangunkan kesadaran saya. “Mi, data verifikasi ada di kamu ya? Bisa minta tolong dibawa, Dek? Mbak butuh sekarang.”

“Sekitaran jam 10 saya berangkat, Kak,” jawab saya.

“Iya dah,” kata Mbak Lulu lalu menutup telepon.

Saya memulai pagi ini dengan sedikit sibuk. Ada dokumen yang harus saya bereskan hari ini. Sayangnya saya butuh waktu lebih lama untuk mengurus dokumen-dokumen itu, sampai akhirnya Mbak Lulu lembali menelepon saat waktu menunjukkan pukul 11.00.

“Diantar bentar aja, Dek. Kita butuh datanya sekarang,” kata Mbak Lulu di seberang. Akhirnya data mahasiswa saya titip di Adevv yang secara kebetulan berpapasan dengan saya di jalan saat saya hendak mencetak transkrip nilai.

Pukul 15.00, saya sudah siap untuk berangkat ke kampus. Rencananya, selama Respek nanti, kami panitia akan menginap di kampus untuk memudahkan koordinasi. Saya sudah menyiapkan bantal, matras, satu tas jinjing berisi pakaian, dan keperluan lainnya. Namun, saya urung membawa semua itu saat Indah menelepon. “Mi, kamu sudah tau ndak? Anak rantau kecelakaan. Mobilnya kebalik di Boak.”

Telepon datang lagi dari Rian. Kali ini dengan penjelasan lebih detail. Mahasiswa rantau mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari kampus. Mereka menggunakan mobil pick up, dan supir mobil menyetir ugal-ugalan. Imbasnya, mobil terguling di jalan. Sebanyak 13 orang dilarikan ke RSUD Provinsi karena mengalami luka serius, sedangkan 6 lainnya dilarikan ke RSUD Sumbawa.

Bahu saya lemas seketika. Saya bergegas ke RSUD Sumbawa yang tidak jauh dari rumah. Sesampainya di sana, sudah ada banyak dosen dan teman-teman mahasiswa yang menunggu di luar IGD. Saya memasuki ruang IGD dan terpaku melihat dua orang mahasiswa rantau sedang duduk dengan tubuh penuh luka dan kulit di beberapa bagian tubuhnya terkelupas. Satu orang lagi terbaring di ranjang, lalu satu orang tangannya dibebat. Saya diajak Abid—mahasiswa rantau yang datang menjenguk—untuk melihat Sholah di ranjang lain yang terhalang tembok. Sekujur tubuhnya penuh luka lecet. Saya menanyakan keadaan mereka semua dan meminta mereka untuk istirahat. Saya menghela napas panjang. Satu pukulan hebat kembali menghantam kami semua.

Saya lalu mengantar Abid kembali ke asrama. Di perjalanan dia bercerita pada saya mengenai kronologi kejadian tadi. “Anak-anak baru dari kampus Kak buat jemput teman-teman yang lain, trus mau ke Sumbawa cari bahan ospek. Habis itu tadinya kita mau ke pantai.”

Dari asrama mahasiswa rantau, saya bergegas ke kampus untuk gladi bersih upacara pembukaan Respek. Sayangnya, panggung belum selesai ditata, sehingga kami harus menunggu hingga usai  Maghrib.

Gladi bersih berjalan lancar. Usai di-briefing Kak Surya, kami kembali ke Sumbawa untuk mengambil barang. Saya dan Opan pulang ke Sumbawa untuk makan malam, membeli beberapa keperluan untuk Respek hari pertama, serta membeli titipan makanan dari beberapa teman.

Pukul 22.00 kami kembali mendapat briefing untuk persiapan besok. Setelah itu kami mengatur barang di ‘kamar’—empat ruangan kelas di gedung BNI—masing-masing. Malam itu kami teman-teman acara kembali lembur. Saya memperbaiki teklap hari pertama yang kembali mengalami perubahan. Teklap usai, saya harus mengantri dengan teman-teman lain yang juga ingin mencetak data.


Baiklah, saya harus memutus kisah saya di sini. Kenapa? Karena lanjutannya akan dibahas di seri berikutnya. Ikuti terus kisah seru kami yaa!!!

*maaf edisi kali ini nggak ada foto, berhubung semua kru sedang sibuk, jadi tidak ada dokumentasi. sekali mohon permaklumannya :)

Minggu, 30 Agustus 2015

RESPEK UTS 2015: ‘Gejolak Menjelang Hari-H’

Dear Unegers!

Seperti janji saya di edisi sebelumnya, saya akan melanjutkan kisah kami dalam Respek UTS 2015.

Satu minggu menjelang Respek, kami mulai disibukkan dengan verifikasi data mahasiswa baru. Kami akan menyambut sekitar 600-700 adik-adik kami yang datang dari penjuru Nusantara. Dari titik ini, gejolak-gejolak kecil mulai merintangi perjalanan kami. Jadwal Respek yang sedianya tiga hari diperpanjang menjadi empat hari karena kegiatannya dirasa terlalu mepet. Wajar aja sih. Menurut Mbak Thifa, acara orientasi kampus itu ada waktunya masing-masing. Pengenalan kampus dilakukan di awal, kemudian pemberian materi tentang nilai-nilai mahasiswa, lalu ditutup dengan kegiatan UKM Fair. Namun di UTS, rangkaian tersebut dikemas dalam tiga hari! Hasilnya, jadwal menjadi sangat padat, sampai-sampai saya yang menyusun jadwal pun seakan tak bisa bernapas. Tidak sampai di situ, konten materi Respek juga banyak mengalami perombakan, memaksa kami untuk mengatur ulang jadwal kegiatan.

Suasana verifikasi data

Jumat, 28 Agustus 2015

RESPEK UTS 2015: UNITY IN DIVERSITY

Dear Unegers!

Apa kabar semuanya! Kali ini saya kembali hadir dengan uneg-uneg seputar kegiatan besar yang baru saja saya ikuti. Yup, kali ini adalah Respek (Orientasi, Sosialisasi, dan Pengenalan Kampus) UTS 2015! Tahun ini, untuk pertama kalinya saya berpartisipasi dalam kegiatan Respek sebagai panitia. Saya tergabung dalam divisi acara sub divisi manajemen acara. Mohon kerja samanya teman-teman!

Panitia Respek 2015 dipilih dari para pengurus UKM yang baru terbentuk di UTS. Kami mengadakan pertemuan tanggal 30 Juni dan langsung melakukan pemilihan ketua panitia. Hasilnya, Kak Surya dari prodi Psikologi terpilih sebagai ketua panitia Respek 2015. Saya merasa senang dengan keputusan ini karena menurut saya pribadi Kak Surya memang siap untuk memikul tanggung jawab besar ini *tanpa mengesampingkan kandidat yang lain*. Saya juga sudah kenal Kak Surya sejak SMA saat bergabung dengan kepanitiaan Leadership Training FKPS 2011 (beliau senior saya di FKPS), dan saya percaya dengan kapasitas beliau. Di belakang Kak Surya, armada utama lainnya yaitu Fajri (Sekretaris), Fitri (Bendahara), dan Kak Bowo (Koordinator Lapangan).

Tidak hanya pemilihan formatur, rapat hari itu juga memilih anggota setiap divisi, yakni acara, perlengkapan, pubdekdok (publikasi, dekorasi, dan dokumentasi), konsumsi, dan lapangan. Saya tergabung ke divisi acara yang diketuai Rian bersama Uni, Azhar, Opan, dan Munira. Saya yakin tim kami akan solid dan bisa memberikan kontribusi untuk kepanitiaan Respek tahun ini.

Minggu, 16 Agustus 2015

UAR-BC Cup 2015: My First Badminton Tournament (2)

Dear Unegers!

Kali ini saya akan menyambung uneg-uneg saya yang sebelumnya tentang UAR-BC Cup 2015.

Day 1: A Very Hectic Day

Pagi-pagi saya sudah siap berangkat ke GOR Pragas. Pukul 07.30 saya tiba di halaman GOR.

“Kak, saya baru dapat konfirmasi kalo anak SMK mau pake lapangannya satu,” Edi langsung menghampiri saya setibanya di depan GOR. Jedeeerrrr!!! Mampus gue... saya merutuk dalam hati. Gimana nggak, kami udah booking keempat lapangan dari jauh-jauh hari, ngerancang jadwal pertandingan untuk 4 lapangan, dan tadaaaa! Only 3 courts for the matches!

Alhasil, pagi-pagi setelah acara dibuka Pak Aries, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UTS, saya pontang-panting mengatur ulang jadwal pertandingan, dari yang tadinya 4 lapangan menjadi 3 lapangan. Masalah-masalah mulai muncul. Mulai dari peserta yang belum juga hadir padahal jadwal tandingnya udah mau mulai, Herman dan Dul yang kembali terancam batal tanding gara-gara jadwal tanding mereka di Lapangan D (tempat nongkrongnya anak-anak SMK) harus pindah ke lapangan lain, which is jadwal mereka berarti mundur setelah pertandingan peserta lain, Kak Solihin yang belum kembali dari mengambil KHS padahal jam tandingnya udah dekat dan membuat saya harus mengundur pertandingan, dan yang lain-lainnya. Saya sampai nggak sempat berpikir untuk pertandingan saya sendiri.

Jadwal pertandingan
Suasana pembukaan


Foto bersama :)
Akhirnya setelah semua kerumitan ini berakhir, saya masuk lapangan untuk pertandingan saya sendiri. Lawan saya dan Edi adalah Arief/Toto, pasangan dari prodi Psikologi. Di awal-awal pertandingan kami selalu ketinggalan angka. Saya dan Edi serasa blank, bingung mau ngapain di lapangan. Mau main lob, bolanya masih kencang, ujung-ujungnya out. Mau smash malah banyak yang nyangkut. Ternyata ini akumulasi dari perasaan grogi kami karena baru sekali ini mengikuti pertandingan bulutangkis. Jedeerrr, jadi gini toh rasanya ikut kompetisi? Walaupun cuma internal kampus, tapi tetap saja beda dengan suasana mabar.

UAR-BC Cup 2015: My First Badminton Tournament (1)

Dear Unegers!

Saya mau berbagi uneg-uneg yang baru saya alami. Seperti yang saya sampaikan di bagian perkenalan, saya sangat suka olahraga bulutangkis. Ini adalah olahraga yang paling saya kuasai. Saya sudah kenal lapangan bulutangkis sejak usia 6 tahun. Saat itulah pertama kali saya menginjak lapangan bulutangkis dan mengayunkan raket. Bagi saya, olahraga bulutangkis sudah seperti bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan dari diri saya, hehehe.



Bulutangkis bukan sekedar olahraga, namun juga parfum bangsa Indonesia. FYI, selama keikutsertaan Indonesia di ajang Olimpiade, bulutangkis menjadi satu-satunya cabang olahraga yang menyumbang medali emas untuk negara ini. Sebanyak 6 medali emas yang dimiliki Indonesia sejauh ini disumbangkan oleh Susy Susanti dan Alan Budhikusuma (Olimpiade Barcelona 1992), Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Olimpiade Atlanta 1996), Candra Wijaya/Tony Gunawan (Olimpiade Sydney 2000), Taufik Hidayat (Olimpiade Athena 2004), dan Markis Kido/Hendra Setiawan (Olimpiade Beijing 2008). Jadi suatu kebanggan bagi saya untuk bisa memainkan olahraga prestisius ini, yaaah...walaupun dengan kemampuan seadanya hehehe.