22 November 2015
Dear Unegers!
Langit telah cukup terang saat saya membuka
mata. Bergegas saya mengambil wudhu untuk shalat subuh. Pukul 06.00 kami
melakukan senam pagi di halaman wisma, kemudian dilanjutkan mandi dan sarapan
pagi. Inilah waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman baru. Saya
berkenalan dengan Mas Wahyu (PS, UNY) serta Odi (Biologi, UI). Lucunya, si Odi
ini ternyata anggota tim iGEM UI yang berangkat ke TUAT untuk riset proyek mereka,
dan dia sempat kenalan dengan Bu Dwi!
![]() |
Morning pict ^^ |
Acara dilanjutkan upacara pembukaan di
Sabha Widya. Bagian pinggir ruangan telah dihiasi oleh booth dari 15 tim PS
untuk memamerkan proyek mereka. Saya merasa agak minder saat menghias booth
tadi pagi karena tim-tim lain sudah siap dengan prototipe yang ‘nampol’,
sedangkan tim kami hanya datang dengan maket site plan, mini digester dari
galon plastik, serta sampel rumput laut dan kotoran sapi.
![]() |
Suasana pembukaan |
Di tengah acara pembukaan, Pak Arief
(Rektor UTS) menelepon saya. “Fahmi, saya udah di lobi Wisma Makara,” kata
beliau singkat. Buru-buru saya keluar dan menemui beliau. Pak Arief menanyakan
agenda kegiatan hari ini dan langsung mengajak saya ke Sabha Widya.
![]() |
Maket site plan |
![]() |
Booth UTS |
Usai acara pembukaan, Dirjen Energi Baru
dan Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Ir. Rida
Mulyana, M.Sc, yang hadir untuk memberi sambutan, berjalan mengelilingi stand
para finalis. Dan stand pertama yang dikunjungi adalah... stand UTS! Awalnya
saya cukup grogi mendapat kunjungan beliau. Saya mencoba menjelaskan proyek
kami secara ringkas sambil menunjukkan aneka barang peraga yang ada di meja
booth kami.
“Ini rumput lautnya ada di Sumbawa?” tanya
beliau usai saya melakukan presentasi.
“Iya, Pak,” jawab saya singkat.
“Saya pernah liat proyek seperti ini di
Belanda, tapi pake rumput laut impor. Kalo di Sumbawa udah ada bahannya berarti
lebih bagus,” kata beliau lagi. “Bulan depan saya ada agenda di Bali, mungkin
kamu bisa datang. Tolong anak ini dicatat ya,” kata Pak Rida ke saya, kemudian
beralih ke seorang pria di sebelah saya. Saya tidak terlalu paham maksud
beliau, tapi kemudian tersenyum dan mengucapkan terima kasih karena sudah
mengunjungi stand kami. Ada cukup banyak orang yang mengunjungi stand kami,
termasuk Pak Alidi dan ayah beliau yang datang untuk memberi kami dukungan.
![]() |
Menjelaskan proyek di depan Pak Agus (CSR Pertamina, batik hijau) dan Pak Rida (Dirjen EBTKE, paling kanan) |
![]() |
Bersama Pak Alidi dan Pak Arief |
Usai pembukaan, semua tim mengirimkan perwakilan ke ruang presentasi. Jadi, tim PS akan dibagi 2. Satu perwakilan tim harus mengikuti sesi presentasi tim lain dan menunggu undian presentasi, karena undian akan diberitahu setelah satu tim selesai melakukan presentasi. Dua anggota tersisa harus tetap berjaga di stand.
Perasaan saya mulai campur aduk. Semoga
bukan kami yang maju pertama. Tim ITS yang digawangi Ranik, Rizky, dan Bowo
akhirnya mendapat kesempatan pertama untuk tampil. Mereka membawa proyek
“Utilization of Wasted Heat in Vehicles Exhaust from Engine Combustion for
Vehicle Electricity System based on Thermoelectricity Princple”. Waktu
presentasi hanya 12 menit, kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab dari lima juri,
masing-masing berasal dari LIPI, Pertamina, Kementerian ESDM, UI, dan National
University of Singapore (NUS). Di ruang presentasi, saya kembali bertemu orang
baru, yaitu Wisnu (UB) dan Yudha (Unila). Acara diistirahatkan sejenak untuk
shalat Dzuhur dan makan siang.
Saya absen mengunyah nasi siang ini,
mungkin karena saya merasa terlalu tegang. Pikri, Syauqi, dan Aries (tim PS
Unlam) hanya melihat saya dengan tatapan bingung. “Lagi nggak doyan nasi,” ujar
saya asal.
Presentasi kemudian dilanjutkan. Rahmat,
Reno, dan Arum dari UNS mendapat giliran kedua dengan proyek “Optimization
Technology Energy Convertion of Pyrolisis Plastic Polyethylene Based on Fuel
Cell”. Tim ketiga yang mendapat giliran adalah IPB (Furqon, Irma, Yessica) yang
membawa proyek “Nanohydro Power Station for Simple Outdoor Activity”. Sampai di
tiga tim ini, juri berhasil melakukan ‘pembantaian’ dengan sukses. Bahkan tim
Rahmat dibantai habis-habisan karena kurang berhasil meyakinkan juri tentang
proses kimia yang terjadi dalam proyek mereka. Saya dan Whulan (Unsri) hanya
menatap dengan wajah suram. Saya khawatir tim kami akan mengalami hal serupa,
bahkan lebih buruk.
Saya sempat keluar ruangan saat presentasi
tim IPB dan berbincang dengan Rahmat dkk. “Kalian luar biasa. Aku belajar banyak
dari kalian hari ini,” kata saya tulus.
Arum tertawa geli. “Keren? Dibantai itu
tadi.”
“Tapi tetap aja, ngelihat perjuangan kalian
tadi bagus banget,” ujar saya lagi.
“Kalo aja bukan gara-gara juri yang paling
pinggir tadi (NUS), mungkin kita nggak akan kena bantai. Kayaknya dia tau
banget masalah reaksi kimia,” timpal Rahmat.
Saya baru saja duduk untuk melanjutkan
menonton presentasi IPB saat undian selanjtnya keluar. “Selanjutnya dari
Universitas Teknologi Sumbawa,” kata panitia di belakang kami. Saya langsung
menoleh terkejut, memastikan saya tidak salah dengar. Oh God, this is the time!
Saya melirik teman-teman saya yang lain sekilas. Mereka memberikan semangat
dengan kepalan tangan dan senyuman.
Saya berlari menuju Sabha Widya untuk
mengabari Afifah dan Faqih. Kami segera mengemasi prototipe, banner, dan maket
untuk dibawa ke ruang presentasi. Saya menelepon ibu saya sejenak sebelum
presentasi, mohon doa agar diberi kelancaran pada sesi ini. saya merasa gugup
sekali. Meskipun sudah terbiasa mengikuti lomba-lomba seperti ini, namun tiga
‘pembantaian’ sebelumnya cukup untuk memberi kami gambaran tentang kejamnya
meja juri di kompetisi ini.
Kami memasuki ruang presentasi dengan
yakin. Usai menyiapkan semua kelengkapan, saya menatap sekilas raut wajah para
juri, kemudian teman-teman saya sesama finalis. Well, this is the show!
Sebuah video berdurasi dua menit membuka
presentasi kami, tentang keseluruhan proyek yang kami kerjakan. Para juri dan
penonton langsung antusias menyaksikan pembukaan yang kami sajikan.
“Good afternoon everyone, and welcome to
Sumbawa University of Technology team presentation with the project entitled
‘Production of Biogas from Industrial Macroalgae Waste’,” saya membuka
presentasi dengan meyakinkan.
Saya memaparkan proyek selama kurang lebih
dua belas menit. Aplaus meriah menyambut kami usai presentasi. Inilah saatnya,
sesi ‘pembantaian’ ala juri. Ada cukup banyak pertanyaan yang datang. Dari
Kementerian ESDM muncul pertanyaan ‘how do you secure your materials?’. Kemudian
juri dari NUS membuka sesi beliau dengan mengoreksi judul kami. “If the seaweed
you used came from sorting process, then it’s called ‘rejected seaweed’, not
‘waste’.” Beliau juga menanyakan ‘how you calculate electricity production?’,
‘why did you make your prorotype design like that?’. Juri dari UI menanyakan
‘what is the composition of seaweed you used?’, ‘do you know why your
experiment get failed?’. Adapun juri dari LIPI dan Pertamina menanyakan hal
yang serupa: ‘How about cow manure and seaweed potential in Sumbawa?’
Alhamdulillah, kami berhasil menjawab semua
pertanyaan dengan baik. Ada juga beberapa masukan yang kami terima dari para
juri. Dan yang terpenting, kami lolos dari ‘pembantaian’.
Saya menutup presentasi kemudian membawa
kembali semua peralatan keluar ruangan presentasi. Fyuuuh, kami menarik napas
lega. Akhirnya sesi kami usai. Apapun hasilnya, kami yakin itulah yang terbaik.
We have done our best effort.
Presentasi kembali dilanjutkan. Giliran tim
Kak Hadi, Niko, dan Rahimatul dari ITB yang melakukan presentasi, membawa
proyek “Sikantrik (Piezoelectric Cantilever System) on Speed Bump, Electrical
Energy Harvesting from Vehicle Mechanical Energy”. Selanjutnya tim dari Unila
yang dimotori Yudha, Ganjar, dan Khasandra melakukan presentasi dengan proyek
berjudul ‘Pyrolisic Conversion of Rubber Seed Oil Into Liquid Fuel Using
Synthetic Zeolite Prepare from Rice Husk Silica as Catalyst’. Saya dan Yudha
sempat berbincang sebelum presentasi. “Saya khawatir bahasa Inggris saya, Mas,”
kata Yudha.
“Udah, nyantai aja. Ntar pasti bisa kok,”
kata saya menyemangati.
Kekhawatiran Yudha nampaknya terjadi. Saat
sesi tanya jawab, mereka agak kebingungan menjawab beberapa pertanyaan juri.
Bahkan saat salah satu juri bertanya, Ganjar diam terpaku, bingung menjawab
pertanyaanya. Juri akhirnya menggunakan bahasa Indonesia agar mereka bisa
memahami dengan baik maksud pertanyaannya. Kendati demikian, proyek mereka
mendapat pujian dari juri.
Tim terakhir yang mendapat giliran hari ini
adalah tim Ahmad, Aprillia, dan Chikal dari UB yang membawa proyek “Breakwater
Hybrid Building: Design of Hybrid Breakwater and Piezoelectric Based
Powerplant”. Presentasi mereka diiringi hujan deras. Bahkan di akhir
presentasi, listrik tiba-tiba padam tepat setelah gemuruh petir. Untungnya
presentasi mereka sudah selesai. Sesi hari ini usai. Delapan tim tersisa akan
melanjutkan perjuangan mereka besok. Kami kembali ke kamar masing-masing
sembari menunggu makan malam tiba.
Makan malam kali ini menjadi sedikit
mendebarkan bagi peserta Teori, karena malam ini hasil tes mereka akan
diumumkan. Enam orang dari masing-masing kategori akan maju ke babak final
untuk presentasi makalah. Saya berharap setidaknya satu dari Azhar dan Onk ada
yang menembus babak final.
Satu persatu nama peserta dari keempat
bidang disebutkan. Sayang, hingga akhir pengumuman nama Azhar maupun Onk tidak
disebut oleh juri. Kendati demikian, mereka telah melakukan usaha yang keras.
Dari semua finalis itu, terselip nama Iin (Kimia, Unram), Mabrur (Biologi,
Unlam), dan Odi (Biologi, UI). Saya turut senang atas keberhasilan mereka.
Semangat ya buat besok!
Makan malam meriah |
Malam harinya, saya melaksanakan sebuah
nazar sakral yang tiba-tiba terlintas saat saya berjalan ke Sabha Widya tadi
pagi: nyebur ke kolam renang setelah sesi presentasi! Jadi, tepat di depan
Sabha Widya ada sebuah kolam renang yang luas. Melihat air kolam renang membuat
saya tergoda untuk menceburkan diri. Nah, berhubung saya sudah beres presentasi
di hari pertama, jadi saya bisa nyebur di kolam malamnya, hehehe. Senangnya
lagi, saya tidak sendiri di kolam renang. Ada Onk, Kak Hadi, dan Niko yang
turut nimbrung, walaupun cuma Kak Hadi yang ikut nyebur. Brrrr....segar banget!
Kami cukup lama di kolam renang, dari jam
sembilan sampai sepuluh malam. Setelah puas berenang, kami kembali ke kamar
masing-masing. Oke, waktunya istirahat untuk menghadapi aktivitas besok. Ikuti
terus keseruan kami ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar