Sabtu, 13 Agustus 2016

Kebersamaan Ini... Janganlah Cepat Berlalu

Dear Unegers!

Tak terasa, sudah empat minggu kami menjalani program KKN di Desa Sebasang. Banyak sekali kejadian memorable yang terjadi di antara kami. Jangankan dalam hubungan pertemanan, bahkan dalam hubungan keluarga pun konflik itu tak jarang terjadi.

Hal yang sama juga menimpa kami para Twelovers.  Sejak awal kedatangan kami, semua telah berkomitmen untuk menjadi satu keluarga. Kami tidak menyebut posko kami sebagai ‘posko’. Bagi kami, tempat kami adalah ‘rumah’. Rumah tempat berkumpul, bercanda, berjuang bersama, dan menyelesaikan masalah.

Keluarga kami bukan keluarga yang ‘hidup tenang baik-baik saja’. Konflik internal dan eksternal mewarnai perjalanan kami. Berbagai hambatan merintangi kami dalam menjalankan program. Namun dengan rintangan itu, kami mencoba menjadi lebih kuat untuk menghadapi permasalahan kami.


Lepas konflik eksternal, giliran konflik internal yang menghampiri kami. Kesalahpahaman beberapa kali terjadi, entah karena belum mengetahui kebiasaan masing-masing atau karena rasa tidak nyaman yang terjadi di antara kami. Bahkan pernah pada satu malam, simulasi ‘Perang Dunia III’ pecah di rumah kami. Luapan perasaan yang sebelumnya hanya tertahan, rupanya telah menjadi bara api dan meledak bak bom waktu. *mohon maaf, bagian ini harus disensor demi kenyamanan semua pihak*

Namun, bukan Twelovers namanya jika tidak berhasil menyelesaikan misi. Keterbukaan. Itulah kunci pamungkas kami untuk membuka berbagai kebekuan, kekakuan, dan kebisuan kala konflik melanda. Rumah kami menjadi saksi, bahwa semua masalah yang kami hadapi bisa terselesaikan ketika keterbukaan itu datang. Terbuka untuk mengakui isi hati. Terbuka untuk saling menerima masukan. Terbuka untuk saling menerima kekurangan. Keterbukaan inilah amunisi terbaik yang kami miliki untuk bertarung melewati semua tantangan dalam bahtera ‘keluarga’ kami.


Ada yang mengatakan ‘ada pelangi setelah badai’. Setelah konflik yang terjadi, bukan dendam yang tercipta di hati kami. Justru sebaliknya, kami menjadi semakin dekat satu sama lain. Kami menjadi lebih saling mengerti dan memahami satu sama lain. Kami selalu mencoba untuk saling mengikhlaskan apa yang terjadi sebagai pembelajaran bagi kami semua. Saya percaya, berada di tengah konflik itu terasa pahit. Namun ketika kita berusaha untuk mencari penyelesaiannya, di situlah kita akan tersadar, bahwa konflik itu ada untuk membuat kita semakin kuat, semakin solid, dan semakin kokoh.

Keterbukaan itu bisa kami dapatkan jika kami berkumpul dan duduk bersama. Karena itulah, posisi diskusi sangat krusial bagi Twelovers. Kami selalu mengedepankan diskusi dalam menentukan proyek KKN ataupun saat berkonsultasi dengan perangkat desa. Kami sadar, proyek kami ini berjalan di atas kebersamaan. Karena itulah, kami perlu mendengar masukan dari berbagai pihak demi kesuksesan bersama.

Well, at the end of this posting, saya berharap kemesraan hubungan dalam keluarga kami tetap terjaga. Masalah boleh datang kapan saja, namun dengan kemesraan yang kami miliki, kami siap menghadapi semuanya. Fighting!!!

Diskusi bersama perangkat desa
Diskusi persiapan Malam Apresiasi Seni dan Budaya 'Suar Teja Raboran'


Siang siang maskeran :'D
Menysusuri jalan setapak desa untuk proyek KKN
Mungkin Toni lelah wkwkwk

Persiapan proyek perpustakaan
Diskusi dengan Pak Jihad selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Bincang-bincang dengan kepala desa
SIlaturrahmi dengan warga sekitar

Foto sehabis acara Workshop UMKM
I don't know how to say this :'D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar