Kamis, 04 Agustus 2016

Kelas Mengaji: Waktunya Kembali ke Masa Kecil

Dear Unegers!
Dari sekian banyak program KKN yang kami jalankan, program pertama yang berhasil kami lakukan adalah mengadakan 'kelas mengaji'. Program ini bertujuan untuk memberikan pendidikan religi kepada anak-anak di Desa Sebasang agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, bisa menghapal surat-surat pendek dan memahami bacaan shalat.


Sebelumnya kami telah melakukan diskusi dengan masyarakat di Desa Sebasang, terutama dari hukum masjid. Menurut mereka, kebanyakan anak-anak di sini sudah mengaji dan tersebar di berbagai tempat. Ada yang di TPQ, ada juga yang diajar keluarganya. Biasanya jadwal anak-anak sini antara siang pulang sekolah hingga ba’da Ashar.
Kami pun meminta kerja sama dari TPQ setempat agar adik-adik ini bisa kami bina di masjid desa. Alhamdulillah, sambutan dari pihak TPQ sangat baik. Kami meminta waktu tiga kali sepekan untuk belajar mengaji bersama adik-adik di Sebasang.

Di awal mengaji, saya menguji dulu pemahaman adik-adik terhadap dasar-dasar membaca Al-Qur’an, yakni panjang pendek huruf (mad) dan bunyi keluarnya huruf (makhraj). Hasilnya cukup bervariasi. Ada beberapa anak yang sudah benar mad-nya, ada yang mad-nya harus diperbaiki karena masih dipengaruhi nada membaca, ada yang makhraj-nya perlu diperbaiki lagi. Jadi dari situ, saya menyimpulkan untuk menitik beratkan untuk menguatkan mad dan makhraj kepada adik-adik. Di hari Minggu, saya membimbing adik-adik untuk hapalan surat-surat pendek.
Dari pertama kami datang, respon anak-anak di sini benar-benar joss ganduwosss!!! Gilaaa, anak-anak di sini rame banget! Energi mereka seakan nggak ada habisnya. Hmm, tipikal anak-anak di sini relatif sama dengan kebanyakan anak lainnya. Mereka sangat ceria, aktif lari ke sana kemari (saking aktifnya, pernah mereka mainin pintu masjid sampe macet, wkwkwk. Untung ada Ben, Toni, sama Ivan yang bantu perbaiki), suaranya kenceng, suka cari-cari perhatian, dan satu lagi. They are all soooo cute!!!
Imbas dari kelas mengaji kami adalah, saya jadi punya banyak fans di kalangan anak-anak Desa Sebasang >.< . kalo misalnya kami lewat di jalanan kampung pasti langsung disapa. Mereka juga sering ngikut ke masjid (Alhamdulillah bisa sedikit ngeramein masjid), main ke posko juga (pernah kita sampai nutup pintu posko saking ramenya anak-anak yang datang, hiks), atau kalau kami main-main ke SD pasti bakal langsung dikerumunin, hahaha.
Meskipun terkadang saya cukup kewalahan dengan tingkah mereka yang sangat aktif, namun saya merasa sangat bersyukur bisa berbagi sedikit ilmu dengan mereka. Ini mengingatkan saya kembali pada masa-masa saya SMP-SMA dulu. Waktu itu, saya juga bantu adik-adik SD di sekitar rumah untuk belajar mengaji. Yaaaah, tingkah lakunya persis sama lah ya, wkwkwk. Namun berlama-lama bersama anak-anak di sini membuat saya jadi lebih muda lima tahun, hohoho. Karena saat bersama mereka, saya melupakan sejenak permasalahan yang sedang saya alami, atau kegalauan dan kebaperan yang sedang melanda. Bersama mereka, saya bisa tertawa lepas dan bersikap apa adanya. Saya suka adik-adik di sini. Mereka belum terkontaminasi kealayan anak-anak kota yang semakin hari semakin menyesakkan dada. Mereka masih keluar rumah untuk bermain bersama, masih main rahasia-rahasiaan, dan belum tersentuh efek gadget yang kian merajalela.
Semoga dengan pendidikan agama yang telah ditanam sedari dini ini, adik-adik di sini bisa menyaring segala bentuk informasi yang ada di sekitar mereka, sehingga kelak mereka menjadi generasi yang tangguh dalam menghadapi era globalisasi yang semakin menggila.

Moments:
Momen di awal kelas

Jaim sama kamera nih ^^


Hei, jangan liat belakang!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar