Dear Unegers!
Kali ini saya akan berbagi kabar
gembira untuk kita semua. Kulit manggis kini ada ekstraknya ~~~ ^^
Hohoho, maaf bukan itu maksudnya. Jadiii, pekan
depan, tepatnya tanggal 1-3 September, di Desa Sebasang akan diselenggarakan
Pagelaran Seni dan Budaya ‘Suar Teja Raboran’. Pagelaran seni ini merupakan
bentuk apresiasi terhadap karya seni dan budaya yang telah berkembang dan terus
eksis di lingkup Kecamatan Moyo Hulu. Kegiatan ini sekaligus menjadi
‘pemanasan’ bagi kontingen Kecamatan Moyo Hulu yang akan berlaga di Festival
Moyo 2016 (Festival Budaya tahunan di Kabupaten Sumbawa). Pagelaran ‘Suar Teja
Raboran’ ini menjadi yang pertama kali diselenggarakan di wilayah Sumbawa
Selatan, dan suatu kehormatan bagi Desa Sebasang untuk menjadi tuan rumah event
bergengsi ini ^^.
Sejak pertama kali berada di Desa Sebasang, telinga
kami sudah dibuat penasaran dengan alunan suara musik tradisional Sumbawa yang
bertalu entah dari suatu tempat. Saya dan beberapa teman pun mencoba mencari
sumber suara tersebut, yang ternyata berasal dari sebuah rumah di depan kantor
desa. Setelah malam penerimaan mahasiswa KKN, kami pun menyempatkan diri
bertemu dengan pemilik sanggar seni, dan Alhamdulillah kami dipersilahkan untuk
bergabung dengan teman-teman yang sedang latihan.
Beliau bernama Pak Aziz, atau biasa dipanggil ‘Pak
Aci’. Pak Aci ini merupakan pemilik sanggar seni ‘Riam Bagentar’ yang sangat
fenomenal tidak hanya di Sebasang, bahkan juga seantero Sumbawa. FYI ya
Unegers, adik-adik SD yang tergabung di sanggar seni Riam Bagentar tahun ini
berhasil membawa nama Sumbawa untuk tampil di acara Festival Seni dan Budaya
Anak Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah. Mereka
berhasil menyabet gelar ‘Penata Musik Terbaik’ atas tarian kreasi yang mereka
bawakan. Luar biasa!
Tidak hanya itu, sanggar seni ini juga pernah
menampilkan tarian ‘Basaloya’ di festival seni dan budaya internasional
bertajuk ‘Borobudur International Festival’ di Magelang, Jawa Tengah. Sanggar
ini juga udah langganan banget menjadi juara dalam perlombaan seni dan budaya
dalam ‘Festival Moyo’, bahkan pernah turut menjadi ‘kartu As’ Moyo Hulu saat
meraih gelar Juara Umum di tahun 2011. Wuiiih, keren banget dah pokoknya!
Setelah banyak berbincang dengan Pak Aci dkk, kami
baru tau mengenai Pagelaran Suar Teja Raboran ini. Berhubung Twelovers sedang
ada di Sebasang, kami pun menawarkan diri untuk ikut berpartisipasi sebagai
panitia. Gayung bersambut, kami pun diikutsertakan ke dalam kepanitiaan.
Bahkan, beberapa dari kami didapuk untuk menjadi penampil di panggung seni kali
ini. Bani, Wiwin, Ben, Toni, Rusdi, dan Mastar didaulat untuk menjadi penari
Sarembang Kilung, seni menembangkan lagu daerah Sumbawa.
Awalnya saya sangat ingin bergabung menjadi salah
satu penari, namun kuota penari laki-laki hanya empat orang. Akhirnya saya
diarahkan untuk ikut menjadi penyanyi Bakilung. But miracle happens. Mastar
mengundurkan diri dari posisi penari. Tanpa banyak menunggu, saya mengajukan
diri menjadi penari pengganti. Alhamdulillah permintaan saya diterima! It’s
like a dream comes true indeed!!!
Menjadi penari Sarembang Kilung ini mempunyai makna
spesial bagi saya. I love dancing a lot. Sejak kecil saya sudah suka dengan
menari, karena menurut saya menari itu bisa mengekspresikan kreasi kita melalui
gerak tubuh yang tertata dan dinamis. Saat berusia 6 tahun, saya pernah meminta
untuk diikutkan di sanggar tari di Istana Dalam Loka. Ternyata, penari anak
yang diterima hanya yang perempuan. Akhirnya, keinginan menjadi penari kandas
begitu saja. Saat SMA, saya pernah ingin ikut Pagelaran Tari Nusantara, namun
tarian yang ingin saya bawakan ternyata sudah tidak menerima penari. Impian
menari di suatu pagelaran kembali pupus.
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, setiap tahun
di Sumbawa diadakan Festival Moyo. Salah dua mata lombanya adalah Tari
Tradisional dan Sarembang Kilung. Sarembang Kilung pada dasarnya merupakan seni
suara, namun akhir-akhir ini dikemas dengan menampilkan penari pengiring. Saya
cuma bisa mupeng setiap tahun menonton pagelaran seni di Festival Moyo tanpa
bisa berpartisipasi. Setiap tahun saya selalu berdoa, semoga suatu hari nanti
saya juga bisa tampil di panggung suatu pagelaran seni. Daaan, KKN UTS telah
mewujudkan mimpi saya sejak 15 tahun yang lalu! Alhamdulillah!
![]() |
Eksis bareng adik-adik penari |
![]() |
Rame! |
![]() |
Para penonton |
![]() |
Adik-adik lagi konsentrasi |
Itulah kenapa, saya sangat menghargai setiap proses
latihan yang saya jalani. Walau kadang agak melelahkan karena latihan malam
hari—saat pagi sampai sore diisi dengan program KKN—namun hal itu tidak
menyurutkan semangat saya untuk tampil sebaik-baiknya.
Selama persiapan pagelaran seni ini juga, saya
banyak berkenalan dengan pemuda pemudi di Sebasang dan desa lainnya yang juga
ikut terlibat. Rata-rata mereka berusia 15-25 tahun. Kami sering bertemu dalam
rapat panitia dan latihan gabungan yang rutin diadakan sejak dua minggu
terakhir ini. Saya berharap kami bisa memberikan penampilan terbaik untuk pagelaran
Suar Teja Raboran ini. So, watching me Unegers! Saturday, September 3 2016 LIVE
at Lapangan Desa Sebasang pukul 20.00. Don’t miss it!!!
![]() |
Suasana gotong royong pembuatan panggung pentas |
TiM: The Perfect Sleeve - Titanium Strips & Sensations - TITAC
BalasHapusThe perfect Sleeve. If ceramic or titanium flat iron you're ford ecosport titanium looking for titanium knife a comfortable sleeve for a sleeve that's comfortable for your face and gold titanium alloy neck - how to get titanium white octane TITAC.