Senin, 29 Agustus 2016

Suar Teja Raboran 2016: A Dream Comes True ^^

Dear Unegers! 


Kali ini saya akan berbagi kabar gembira untuk kita semua. Kulit manggis kini ada ekstraknya ~~~ ^^
Hohoho, maaf bukan itu maksudnya. Jadiii, pekan depan, tepatnya tanggal 1-3 September, di Desa Sebasang akan diselenggarakan Pagelaran Seni dan Budaya ‘Suar Teja Raboran’. Pagelaran seni ini merupakan bentuk apresiasi terhadap karya seni dan budaya yang telah berkembang dan terus eksis di lingkup Kecamatan Moyo Hulu. Kegiatan ini sekaligus menjadi ‘pemanasan’ bagi kontingen Kecamatan Moyo Hulu yang akan berlaga di Festival Moyo 2016 (Festival Budaya tahunan di Kabupaten Sumbawa). Pagelaran ‘Suar Teja Raboran’ ini menjadi yang pertama kali diselenggarakan di wilayah Sumbawa Selatan, dan suatu kehormatan bagi Desa Sebasang untuk menjadi tuan rumah event bergengsi ini ^^.


Sejak pertama kali berada di Desa Sebasang, telinga kami sudah dibuat penasaran dengan alunan suara musik tradisional Sumbawa yang bertalu entah dari suatu tempat. Saya dan beberapa teman pun mencoba mencari sumber suara tersebut, yang ternyata berasal dari sebuah rumah di depan kantor desa. Setelah malam penerimaan mahasiswa KKN, kami pun menyempatkan diri bertemu dengan pemilik sanggar seni, dan Alhamdulillah kami dipersilahkan untuk bergabung dengan teman-teman yang sedang latihan.

Beliau bernama Pak Aziz, atau biasa dipanggil ‘Pak Aci’. Pak Aci ini merupakan pemilik sanggar seni ‘Riam Bagentar’ yang sangat fenomenal tidak hanya di Sebasang, bahkan juga seantero Sumbawa. FYI ya Unegers, adik-adik SD yang tergabung di sanggar seni Riam Bagentar tahun ini berhasil membawa nama Sumbawa untuk tampil di acara Festival Seni dan Budaya Anak Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah. Mereka berhasil menyabet gelar ‘Penata Musik Terbaik’ atas tarian kreasi yang mereka bawakan. Luar biasa!

Tidak hanya itu, sanggar seni ini juga pernah menampilkan tarian ‘Basaloya’ di festival seni dan budaya internasional bertajuk ‘Borobudur International Festival’ di Magelang, Jawa Tengah. Sanggar ini juga udah langganan banget menjadi juara dalam perlombaan seni dan budaya dalam ‘Festival Moyo’, bahkan pernah turut menjadi ‘kartu As’ Moyo Hulu saat meraih gelar Juara Umum di tahun 2011. Wuiiih, keren banget dah pokoknya!

Setelah banyak berbincang dengan Pak Aci dkk, kami baru tau mengenai Pagelaran Suar Teja Raboran ini. Berhubung Twelovers sedang ada di Sebasang, kami pun menawarkan diri untuk ikut berpartisipasi sebagai panitia. Gayung bersambut, kami pun diikutsertakan ke dalam kepanitiaan. Bahkan, beberapa dari kami didapuk untuk menjadi penampil di panggung seni kali ini. Bani, Wiwin, Ben, Toni, Rusdi, dan Mastar didaulat untuk menjadi penari Sarembang Kilung, seni menembangkan lagu daerah Sumbawa.

Awalnya saya sangat ingin bergabung menjadi salah satu penari, namun kuota penari laki-laki hanya empat orang. Akhirnya saya diarahkan untuk ikut menjadi penyanyi Bakilung. But miracle happens. Mastar mengundurkan diri dari posisi penari. Tanpa banyak menunggu, saya mengajukan diri menjadi penari pengganti. Alhamdulillah permintaan saya diterima! It’s like a dream comes true indeed!!!

Menjadi penari Sarembang Kilung ini mempunyai makna spesial bagi saya. I love dancing a lot. Sejak kecil saya sudah suka dengan menari, karena menurut saya menari itu bisa mengekspresikan kreasi kita melalui gerak tubuh yang tertata dan dinamis. Saat berusia 6 tahun, saya pernah meminta untuk diikutkan di sanggar tari di Istana Dalam Loka. Ternyata, penari anak yang diterima hanya yang perempuan. Akhirnya, keinginan menjadi penari kandas begitu saja. Saat SMA, saya pernah ingin ikut Pagelaran Tari Nusantara, namun tarian yang ingin saya bawakan ternyata sudah tidak menerima penari. Impian menari di suatu pagelaran kembali pupus.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, setiap tahun di Sumbawa diadakan Festival Moyo. Salah dua mata lombanya adalah Tari Tradisional dan Sarembang Kilung. Sarembang Kilung pada dasarnya merupakan seni suara, namun akhir-akhir ini dikemas dengan menampilkan penari pengiring. Saya cuma bisa mupeng setiap tahun menonton pagelaran seni di Festival Moyo tanpa bisa berpartisipasi. Setiap tahun saya selalu berdoa, semoga suatu hari nanti saya juga bisa tampil di panggung suatu pagelaran seni. Daaan, KKN UTS telah mewujudkan mimpi saya sejak 15 tahun yang lalu! Alhamdulillah!

Eksis bareng adik-adik penari
Rame!

Para penonton
Adik-adik lagi konsentrasi

Itulah kenapa, saya sangat menghargai setiap proses latihan yang saya jalani. Walau kadang agak melelahkan karena latihan malam hari—saat pagi sampai sore diisi dengan program KKN—namun hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk tampil sebaik-baiknya.


Selama persiapan pagelaran seni ini juga, saya banyak berkenalan dengan pemuda pemudi di Sebasang dan desa lainnya yang juga ikut terlibat. Rata-rata mereka berusia 15-25 tahun. Kami sering bertemu dalam rapat panitia dan latihan gabungan yang rutin diadakan sejak dua minggu terakhir ini. Saya berharap kami bisa memberikan penampilan terbaik untuk pagelaran Suar Teja Raboran ini. So, watching me Unegers! Saturday, September 3 2016 LIVE at Lapangan Desa Sebasang pukul 20.00. Don’t miss it!!!
Suasana gotong royong pembuatan panggung pentas






1 komentar:

  1. TiM: The Perfect Sleeve - Titanium Strips & Sensations - TITAC
    The perfect Sleeve. If ceramic or titanium flat iron you're ford ecosport titanium looking for titanium knife a comfortable sleeve for a sleeve that's comfortable for your face and gold titanium alloy neck - how to get titanium white octane TITAC.

    BalasHapus