Jumat, 27 November 2015

OSN Pertamina 2015 Grand Final Day 6: Sweet Ending

26 November 2015

Dear Unegers! 

Tidak terasa, ini adalah hari terakhir kompetisi yang telah kami ikuti selama hampir seminggu belakangan ini. Hari ini sekaligus puncak rangkaian acara, yakni Penganugerahan Pemenang OSN Pertamina 2015. Pagi-pagi saya sudah bersiap-siap dengan setelan batik saat Kak Narji mengetuk pintu kamar kami.

“Udah tau, kan, agenda pagi ini?” tanyanya pada saya.

“Tau, Kak. Kita ada kunjungan ke UI,” jawab saya.

“Nah, itu. Pakaiannya yang santai aja. Batiknya ntar dipakai pas penganugerahan aja, habis keliling UI kita bakal balik lagi ke wisma kok,” kata Kak Narji.

Saya lalu berganti baju lagi lalu turun sarapan bersama Uda Bayu. Kami sarapan semeja dengan Rahmat dan Reno. Usai sarapan kami befoto-foto di depan Wisma Makara, kemudian naik bus untuk tur UI. Malang, bus yang kami tumpangi mogok, sehingga kami terpaksa turun dan berjalan kaki menuju Perpustakaan Pusat UI. Huft, lumayan berkeringat sih. Sampai di sana, rombongan lain sudah bersiap untuk foto bersama. Usai foto bersama, kami diajak keliling perpustakaan. Sayangnya, kami tidak bisa naik ke lantai selanjutnya karena hanya mahasiswa UI yang bisa masuk dengan akses KTM. Yah, sudahlah. Lagipula, dulu saya sudah pernah naik ke lantai 4 pas meet up dengan tim iGEM UI 2013, hehehe.

Sarapan ^^
Pose di depan wisma
Tim NTB minus Azhar

Rabu, 25 November 2015

OSN Pertamina 2015 Grand Final Day 5: Berburu Oleh-Oleh!

25 November 2015

Dear Unegers! 

Pukul 03.15 alarm saya berdering. Saya bergegas bangun, qiyamul lail sejenak, kemudian bersiap untuk agenda hari ini: Kunjungan ke Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, Balongan, Cirebon. Usai mandi, saya membangunkan teman-teman yang lain, lalu shalat Subuh kemudian bersiap ke lobi. Kami masih berjalan dengan rombongan kemarin. Pukul 05.00, bus meninggalkan Wisma Makara.

Saya hanya tahan tertidur satu setengah jam. Kak Tara membangunkan saya dan memberi kotak sarapan. Nasi goreng. Hmmm...saya makan dengan lahap sembari menikmati suasana jalan tol yang kami lalui. Perjalanan sekitar lima jam menggunakan bus cukup membuat lelah sehingga saya kembali tertidur, dan terbangun saat bus tiba di Jatibarang Field.

Saat yang lain tertidur, saya ber-selfie ^^

Selasa, 24 November 2015

OSN Pertamina 2015 Grand Final Day 4: Exciting Moments in Dufan

24 November 2015

Dear Unegers!

Huaaaa.... Dufan I’m coming! Pagi ini semangat saya begitu menggebu. Bangun pagi-pagi, sarapan, dan bersiap di lobi dengan senyum maksimal :D

Pukul 08.00 kami berangkat ke Dufan, dengan durasi perjalanan sekitar 2 jam. Saya tergabung di kelompok 9 bersama Onk, Azhar, dan Faqih. Pemandu kami adalah Kak Radit dan Kak Ice. Teman-teman kami di kelompok ini berasal dari wilayah Indonesia timur, dan saya belum terlalu mengenal mereka semua. Awalnya kami merasa canggung satu sama lain, sehingga tidak banyak obrolan yang tercipta.
Rombongan Dufan

Eksis dulu :D
Untuk menikmati setiap wahana, semua anggota tim harus membuat kesepakatan, nggak boleh jalan sendiri. Akhirnya untuk pemanasan, kami memilih naik Bianglala—wahana paling dekat dengan kami saat masuk. Saya yang aslinya phobia ketinggian merasa cukup tegang saat berada di puncak, apalagi beberapa kali angin kencang menerpa gerbong kami. Teman-teman saya hanya tertawa melihat gerbong kami digoyang-goyang angin.

Senin, 23 November 2015

OSN Pertamina 2015 Grand Final Day 3: The Flawless One and Schedule Rearrangement

23 November 2015

Dear Unegers! 

Saya terbangun lebih pagi hari ini, entah apa penyebabnya. Kak Yoga, LO finalis PS sudah menggedor kamar saya pagi-pagi. “Ntar jam 6 ngumpul di lobi buat senam pagi, ya,” katanya lalu meninggalkan kamar kami.

Saya turun ke lobi dengan semangat menggebu. Mungkin karena sudah selesai presentasi, perasaan saya jadi lebih ringan. Hari ini saya memimpin senam pagi. Kami banyak tertawa sepanjang senam. Dari halaman wisma kami beralih ke restoran. Saya juga lebih berselera makan hari ini.

Pukul 08.00, presentasi PS sesi kedua dimulai. Presentasi dibuka oleh tim Ibnu, Hilda, dan Chairani (Unsyiah) yang membawa proyek ‘Milanosin (Minyak Jelantah dan Resin) Extract of Resin from Casuarina for Wasted Oil Modification as Innovation of Renewable and Eco-Friendly Energy’. Pikri, Syauqi, dan Aries (Unlam) maju kemudian dengan proyek andalan mereka ‘Utilization of Purun Tikus (Eleocharis dulcis) as Biomass in the Wetlands Area of South Kalimantan as an Alternative Fuel Towards Environmentally Friendly Energy-Saving Patterns’. Usai Pikri dkk, giliran Wulandhari, Ridho, dan Yulizah (Unsri) yang unjuk gigi dengan proyek mereka ‘A Natural Derived Honeycomb Carbon as Active Material for Energy Storage Device’.

Minggu, 22 November 2015

OSN Pertamina 2015 Grand Final Day 2: Undangan dari Dirjen ESDM RI

22 November 2015

Dear Unegers!

Langit telah cukup terang saat saya membuka mata. Bergegas saya mengambil wudhu untuk shalat subuh. Pukul 06.00 kami melakukan senam pagi di halaman wisma, kemudian dilanjutkan mandi dan sarapan pagi. Inilah waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman baru. Saya berkenalan dengan Mas Wahyu (PS, UNY) serta Odi (Biologi, UI). Lucunya, si Odi ini ternyata anggota tim iGEM UI yang berangkat ke TUAT untuk riset proyek mereka, dan dia sempat kenalan dengan Bu Dwi!

Morning pict ^^
Acara dilanjutkan upacara pembukaan di Sabha Widya. Bagian pinggir ruangan telah dihiasi oleh booth dari 15 tim PS untuk memamerkan proyek mereka. Saya merasa agak minder saat menghias booth tadi pagi karena tim-tim lain sudah siap dengan prototipe yang ‘nampol’, sedangkan tim kami hanya datang dengan maket site plan, mini digester dari galon plastik, serta sampel rumput laut dan kotoran sapi.

Sabtu, 21 November 2015

OSN Pertamina 2015 Grand Final Day 1: Too Dramatic Departure

21 November 2015

Dear Unegers!

Pukul 04.30, saya sudah bersiap untuk berangkat. Saya memerikasi kembali semua barang-barang bawaan ke Jakarta. Usai shalat Subuh, saya berangkat ke bandara ditemani kedua orangtua saya.

Azhar dan Onk (Teknobiologi 2013 dan 2014) bergabung bersama rombongan kami. Mereka lolos ke babak semifinal Kategori Teori Bidang Biologi. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, namun Faqih dan Afifah belum juga menunjukkan keberadaan mereka. Tak lama kemudian, Afifah muncul dengan langkah tergesa. Kami bersikeras menunggu Faqih, namun petugas bandara meminta kami untuk segera naik ke pesawat. “Aaaaaarrrgghhh.... ini bocah ke mana sih? Udah dibilang juga datang pagi-pagi,” gerutu saya sambil naik ke pesawat. Saya bahkan sudah berencana membuat ulang maket itu jika Faqih tak berhasil mengejar pesawat.

Jumat, 20 November 2015

OSN Pertamina 2015 Grand Final: A Preliminary Challenge for My Future Career

Dear Unegers!

Apa kabar semuanya? Lama tak bersua rupanya, hehehe. Kali ini saya membawa sepenggal kisah dari kampus Universitas Indonesia (UI) usai mengikuti babak Grand Final Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2015. Dalam kompetisi, saya bersama dua rekan saya, Afifah dan Faqih, akan berkompetisi di kategori Science Project berhadapan dengan 14 tim lain yang datang dari berbagai kampus ternama Indonesia, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB, Bandung), Institut Pertanian Bogor (IPB, Bogor), Universitas Syiah Kuala (Unsyiah, Aceh), Universitas Sriwijaya (Unsri, Palembang), Universitas Negeri Lampung (Unila,, Lampung), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS, Solo), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY, Yogyakarta), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS, Surabaya), Universitas Surabaya (Ubaya, Surabaya), Universitas Lambung Mangkurat (Unlam, Banjarmasin), Universitas Brawijaya (UB, Malang), dan tentu saja tuan rumah UI. UB dan UI berhasil meloloskan 2 tim ke babak final.

Flashback 
Saya tidak ada niat khusus ingin mengikuti OSN Pertamina 2015, karena di saat yang hampir bersamaan saya juga tengah merampungkan proposal PKM. Namun dosen saya, Mbak Silmi, menawarkan untuk ikut OSN Pertamina bidang Kimia. Saya sih setuju aja, karena sejak SMA saya sudah terjun ke OSN bidang Kimia. Namun, beberapa hari kemudian, Indah dan Adel menawarkan saya untuk bergabung ke tim mereka dalam kategori Proyek Sains. Fyi, OSN Pertamina ini mempertandingkan dua kategori, yakni Kategori Teori (perorangan, bidang Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) serta Proyek Sains (tim berisi 3 orang). Tema untuk kategori Proyek Sains a.k.a PS untuk tahun ini adalah ‘New and Renewable Energy’. Tidak lama berselang, Pak Alidi (Kaprodi Teknobiologi) juga menawarkan untuk bergabung di tim yang beliau dan Bu Wawat (dosen Teknologi Pertanian) bentuk, dengan proyek pemanfaatan rumput laut untuk produksi biogas. Akhirnya, setelah sempat bergalau ria di antara pilihan-pilihan tersebut, saya memutuskan untuk bergabung dengan proyek Pak Alidi. Tim kami pun terbentuk, dengan Afifah (Teknologi Industri Pertanian 2015) dan Faqih (Teknobiologi 2015) sebagai anggota. Kami pun mulai mengerjakan proyek kami... H-2 deadline pengumpulan proposal!

Kamis, 17 September 2015

Intuisi

Aku terkepung di tengah lautan manusia. Ribuan orang berlalu lalang di sekelilingku. Kerlap kerlip lampu malam begitu memanjakan mata. Dari kejauhan, suara serunai, rebana, gong, genang, dan alat musik tradisional lainnya mengalun indah di gendang telingaku. Aku berjalan menuju panggung utama. Di panggung itu, busana tradisional beraneka warna membuai khalayak ramai. Para penari dirias begitu rupawan. Suara biduan kian menyemarakkan keramaian malam.

Aku melangkah menuju sudut lapangan. Bola mataku membulat sempurna. Sosoknya tengah berdiri di sana, tampak tengah berbincang dengan seseorang. Aku tak mengacuhkan kehadirannya, kendati aku sangat ingin menghampirinya. Aku bingung harus bereaksi seperti apa saat menghadapinya.

Aku pun berlalu, asyik menyaksikan aneka barang dalam tenda pameran. Saat mataku menoleh ke tempatnya berdiri, ia telah lenyap. Aku terkesiap. Segera kutinggalkan tenda untuk mengais jejak langkahnya. Aku mengitari keramaian manusia, berharap mampu menemukannya di tengah ribuan tubuh yang tengah terbuai alunan musik.

Aku mendesah perlahan, tak berhasil menemukannya. Aku menyusuri pinggir lapangan, lalu menatap ke satu sudut panggung. Kali ini, hatiku memberontak. Intuisiku memerintahkan untuk melangkah ke sana. Tanpa kusadari, langkah kakiku berjalan mendekati sudut panggung, tanpa tahu ke mana ia akan menuju. Ada sesuatu yang hatiku sangat yakini, entah apa yang akan ia tunjukkan.


Langkah kakiku terhenti. Tubuhku mematung. Mataku hanya menatap ke satu arah. Satu sosok yang tengah berdiri di hadapanku, hanya berjarak beberapa langkah. Aku bisa memastikan sosok wajah yang tengah memunggungiku itu tanpa harus menatapnya. Aku maju selangkah, lalu langkahku terhenti. Aku ingin menyentuhnya, namun aku takut akan mengacau dunia yang tengah ia selami. Perlahan aku kembali mundur. Aku hanya ingin membuktikan sesuatu. Intuisiku benar. Aku sedang merindukannya...

Sumbawa Besar, 17 September 2015

Sabtu, 05 September 2015

RESPEK UTS 2015 DAY 4: UKM Beraksi!

Dear Unegers!

Langit telah agak terang saat saya membuka mata. Saya mengerjap-ngerjap untuk sesaat, lalu bergegas meraih ponsel di dekat kepala. Pukul 05.30. Saya terkejut sesaat, kemudian saya menghembuskan napas. Hari ini sudah tidak ada briefing panitia.

Saya membuka pintu ruangan, lalu bergegas menuju masjid untuk menunaikan shalat Subuh. Semburat fajar merekah di sisi timur cakrawala, membuka semangat pagi untuk mencari keridhaan di atas bumi milik-Nya.

Usai shalat Subuh, saya mengunjungi kamar divisi lapangan. Tampak beberapa orang teman divisi pubdekdok sedang memeriksa dokumentasi hasil kegiatan Respek. Banyak foto dan video yang menarik. Salah satunya video pembentukan formasi UTS Merah Putih.

Kamis, 03 September 2015

RESPEK UTS DAY 3: An Epic Day (2)

Dear Unegers!

Masih ingat kan keseruan yang kami alami selama Respek hari ketiga bagian pertama? Kalo belum baca buka di sini dulu ya:)

Sekarang, mari kita lanjutkan keseruan kita di hari ketiga!

Upacara penutupan ditutup dengan penyematan almamater secara simbolis oleh Rektor UTS. Acara dilanjutkan dengan pengenalan kakak senior. Para pendamping dan panitia diminta berbaris sesuai dengan divisi masing-masing. Kemudian satu per satu divisi dipanggil ke panggung untuk memperkenalkan diri. Tiba saat divisi lapangan memperkenalkan diri, divisi perlengkapan melayangkan protes keras.

“Biar dah MC yang perkenalkan kalian to,” protes Kak Acuh dari bawah panggung.

“Lho, kenapa memangnya? Lagian MC yang kasih saya mic,” Kak Bowo selaku Korlap tidak mau kalah.

“Eh, ndak bisa itu. Ndak adil kalo gitu. Kita tadi diperkenalkan sama MC,” kata Kak Acuh sengit.

Pertikaian semakin memanas. Anggota divisi perlengkapan maju dan memaksa Kak Bowo turun panggung. Insiden baku hantam tak terhindarkan. Saya dan teman-teman yang lain hanya menatap dengan bingung. Ini ada apa sih?

Suasana upacara penutupan
Sesi perkenalan panitia
Divisi perlengkapan
Divisi lapangan
Pertikaian dimulai
Dan semakin memanas

RESPEK UTS DAY 3: An Epic Day (1)

Dear Unegers!

Mata saya membuka dengan sedikit terpaksa disertai rasa perih. Suara Cana memecah keheningan fajar. Kami hanya punya waktu 15 menit sebelum briefing. Buru-buru saya mencuci muka, menggosok gigi, dan mengganti pakaian, lalu berlari ke lapangan.

Saya memulai hari ini dengan satu kekacauan: teklap hari ketiga belum dicetak. Alhasil, saya harus menjelaskan dengan baik rangkaian acara dalam satu hari ini agar semuanya paham. Syukurlah, rangkaian kegiatan hari ini tidak banyak berubah.

Setelah shalat subuh dan sarapan, saya menitipkan file teklap dan teknis outbond pada Randa untuk di-print ke Sumbawa. Saya lalu berbaring di ruang sekretariat sejenak. Tanpa sadar saya justru terlelap, dan terbangun sekitar pukul 07.30. sayup-sayup terdengar teriakan yel-yel dari para peserta Respek.

Suasana pagi




 Saya lalu keluar ruangan, dan mendapati Mbak Thifa dan Mbak Silmi sedang di kursi depan ruang perlengkapan. Saya pun menghampiri keduanya.

Rabu, 02 September 2015

RESPEK UTS DAY 2: “Jaga Wibawa Kalian di Depan Mahasiswa!”

Dear Unegers!

Pukul 04.00 saya telah terbangun. Saya mengecek kamar mandi dan ternyata kosong. Buru-buru saya mengambil handuk dan peralatan mandi. Haaaah.... segar sekali rasanya bersentuhan lagi dengan air. Kemarin saya hanya sempat cuci muka dan sikat gigi. Saya merasa hidup kembali setelah mandi, hohoho.

Seperti biasa, kegiatan diawali briefing panitia, briefing divisi, kemudian shalat Subuh, sarapan, dan spotting ke lokasi masing-masing. Hari ini saya langsung spotting di lapangan utama.
Cek spek


Keceriaan di pagi hari

Pukul 07.15 pleton mahasiswa mulai berdatangan dan berbaris di tenda masing-masing. Kak Bowo langsung mengambil alih pasukan dan menginstruksikan agar mahasiswa berbaris di depan papan nama prodi masing-masing. Karena tadi pagi kebanyakan pendamping tidak sempat sarapan, kami panitia yang tersisa menggantikan mereka memimpin diskusi prodi.

Saya membawa pasukan Teknobiologi untuk diskusi prodi di belakang gedung Rektorat. Senang sekali akhirnya bisa melihat wajah adik-adik tingkat saya dari dekat. Raut semangat, antusias, dan keceriaan menghiasi wajah mereka semua.

Selasa, 01 September 2015

RESPEK UTS 2015 DAY 1: Berat Berat Gembira

Dear Unegers!

Mari kita lanjutkan potongan kisah di edisi sebelumnya ya!

Hingga pukul 01.30, saya belum juga mendapat giliran. Saya membantu teman-teman perlengkapan mengambil karpet untuk panggung utama, lalu tertidur di dekat printer, dan terbangun dua jam kemudian. Saya melihat Opan tengah mencetak sesuatu. Saya terbangun dan mendekatinya.

“Mau nge-print, Mi?” tanyanya pelan.

“Mmm, teklap belum di-print dari tadi,” kata saya.

Ketika Opan selesai, saya segera mengambil alih printer dan mencetak lembar demi lembar teklap.

“Aku boleh tidur ndak?”

“Mmm... tidur aja,” jawab saya pelan. Opan menarik napas lega lalu meninggalkan saya.

Saya menatap seluruh ruangan, memperhatikan tubuh-tubuh kelelahan yang menghampar di hadapan saya. Hari ini semuanya harus berhasil, tekad saya dalam hati.


Senin, 31 Agustus 2015

RESPEK UTS 2015: Musibah di H-1

Dear Unegers!

Tanggal 31 Agustus adalah H-1 Respek UTS 2015. Saya bangun terlambat pagi ini. Telepon dari Mbak Lulu membangunkan kesadaran saya. “Mi, data verifikasi ada di kamu ya? Bisa minta tolong dibawa, Dek? Mbak butuh sekarang.”

“Sekitaran jam 10 saya berangkat, Kak,” jawab saya.

“Iya dah,” kata Mbak Lulu lalu menutup telepon.

Saya memulai pagi ini dengan sedikit sibuk. Ada dokumen yang harus saya bereskan hari ini. Sayangnya saya butuh waktu lebih lama untuk mengurus dokumen-dokumen itu, sampai akhirnya Mbak Lulu lembali menelepon saat waktu menunjukkan pukul 11.00.

“Diantar bentar aja, Dek. Kita butuh datanya sekarang,” kata Mbak Lulu di seberang. Akhirnya data mahasiswa saya titip di Adevv yang secara kebetulan berpapasan dengan saya di jalan saat saya hendak mencetak transkrip nilai.

Pukul 15.00, saya sudah siap untuk berangkat ke kampus. Rencananya, selama Respek nanti, kami panitia akan menginap di kampus untuk memudahkan koordinasi. Saya sudah menyiapkan bantal, matras, satu tas jinjing berisi pakaian, dan keperluan lainnya. Namun, saya urung membawa semua itu saat Indah menelepon. “Mi, kamu sudah tau ndak? Anak rantau kecelakaan. Mobilnya kebalik di Boak.”

Telepon datang lagi dari Rian. Kali ini dengan penjelasan lebih detail. Mahasiswa rantau mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari kampus. Mereka menggunakan mobil pick up, dan supir mobil menyetir ugal-ugalan. Imbasnya, mobil terguling di jalan. Sebanyak 13 orang dilarikan ke RSUD Provinsi karena mengalami luka serius, sedangkan 6 lainnya dilarikan ke RSUD Sumbawa.

Bahu saya lemas seketika. Saya bergegas ke RSUD Sumbawa yang tidak jauh dari rumah. Sesampainya di sana, sudah ada banyak dosen dan teman-teman mahasiswa yang menunggu di luar IGD. Saya memasuki ruang IGD dan terpaku melihat dua orang mahasiswa rantau sedang duduk dengan tubuh penuh luka dan kulit di beberapa bagian tubuhnya terkelupas. Satu orang lagi terbaring di ranjang, lalu satu orang tangannya dibebat. Saya diajak Abid—mahasiswa rantau yang datang menjenguk—untuk melihat Sholah di ranjang lain yang terhalang tembok. Sekujur tubuhnya penuh luka lecet. Saya menanyakan keadaan mereka semua dan meminta mereka untuk istirahat. Saya menghela napas panjang. Satu pukulan hebat kembali menghantam kami semua.

Saya lalu mengantar Abid kembali ke asrama. Di perjalanan dia bercerita pada saya mengenai kronologi kejadian tadi. “Anak-anak baru dari kampus Kak buat jemput teman-teman yang lain, trus mau ke Sumbawa cari bahan ospek. Habis itu tadinya kita mau ke pantai.”

Dari asrama mahasiswa rantau, saya bergegas ke kampus untuk gladi bersih upacara pembukaan Respek. Sayangnya, panggung belum selesai ditata, sehingga kami harus menunggu hingga usai  Maghrib.

Gladi bersih berjalan lancar. Usai di-briefing Kak Surya, kami kembali ke Sumbawa untuk mengambil barang. Saya dan Opan pulang ke Sumbawa untuk makan malam, membeli beberapa keperluan untuk Respek hari pertama, serta membeli titipan makanan dari beberapa teman.

Pukul 22.00 kami kembali mendapat briefing untuk persiapan besok. Setelah itu kami mengatur barang di ‘kamar’—empat ruangan kelas di gedung BNI—masing-masing. Malam itu kami teman-teman acara kembali lembur. Saya memperbaiki teklap hari pertama yang kembali mengalami perubahan. Teklap usai, saya harus mengantri dengan teman-teman lain yang juga ingin mencetak data.


Baiklah, saya harus memutus kisah saya di sini. Kenapa? Karena lanjutannya akan dibahas di seri berikutnya. Ikuti terus kisah seru kami yaa!!!

*maaf edisi kali ini nggak ada foto, berhubung semua kru sedang sibuk, jadi tidak ada dokumentasi. sekali mohon permaklumannya :)

Minggu, 30 Agustus 2015

RESPEK UTS 2015: ‘Gejolak Menjelang Hari-H’

Dear Unegers!

Seperti janji saya di edisi sebelumnya, saya akan melanjutkan kisah kami dalam Respek UTS 2015.

Satu minggu menjelang Respek, kami mulai disibukkan dengan verifikasi data mahasiswa baru. Kami akan menyambut sekitar 600-700 adik-adik kami yang datang dari penjuru Nusantara. Dari titik ini, gejolak-gejolak kecil mulai merintangi perjalanan kami. Jadwal Respek yang sedianya tiga hari diperpanjang menjadi empat hari karena kegiatannya dirasa terlalu mepet. Wajar aja sih. Menurut Mbak Thifa, acara orientasi kampus itu ada waktunya masing-masing. Pengenalan kampus dilakukan di awal, kemudian pemberian materi tentang nilai-nilai mahasiswa, lalu ditutup dengan kegiatan UKM Fair. Namun di UTS, rangkaian tersebut dikemas dalam tiga hari! Hasilnya, jadwal menjadi sangat padat, sampai-sampai saya yang menyusun jadwal pun seakan tak bisa bernapas. Tidak sampai di situ, konten materi Respek juga banyak mengalami perombakan, memaksa kami untuk mengatur ulang jadwal kegiatan.

Suasana verifikasi data

Jumat, 28 Agustus 2015

RESPEK UTS 2015: UNITY IN DIVERSITY

Dear Unegers!

Apa kabar semuanya! Kali ini saya kembali hadir dengan uneg-uneg seputar kegiatan besar yang baru saja saya ikuti. Yup, kali ini adalah Respek (Orientasi, Sosialisasi, dan Pengenalan Kampus) UTS 2015! Tahun ini, untuk pertama kalinya saya berpartisipasi dalam kegiatan Respek sebagai panitia. Saya tergabung dalam divisi acara sub divisi manajemen acara. Mohon kerja samanya teman-teman!

Panitia Respek 2015 dipilih dari para pengurus UKM yang baru terbentuk di UTS. Kami mengadakan pertemuan tanggal 30 Juni dan langsung melakukan pemilihan ketua panitia. Hasilnya, Kak Surya dari prodi Psikologi terpilih sebagai ketua panitia Respek 2015. Saya merasa senang dengan keputusan ini karena menurut saya pribadi Kak Surya memang siap untuk memikul tanggung jawab besar ini *tanpa mengesampingkan kandidat yang lain*. Saya juga sudah kenal Kak Surya sejak SMA saat bergabung dengan kepanitiaan Leadership Training FKPS 2011 (beliau senior saya di FKPS), dan saya percaya dengan kapasitas beliau. Di belakang Kak Surya, armada utama lainnya yaitu Fajri (Sekretaris), Fitri (Bendahara), dan Kak Bowo (Koordinator Lapangan).

Tidak hanya pemilihan formatur, rapat hari itu juga memilih anggota setiap divisi, yakni acara, perlengkapan, pubdekdok (publikasi, dekorasi, dan dokumentasi), konsumsi, dan lapangan. Saya tergabung ke divisi acara yang diketuai Rian bersama Uni, Azhar, Opan, dan Munira. Saya yakin tim kami akan solid dan bisa memberikan kontribusi untuk kepanitiaan Respek tahun ini.

Minggu, 16 Agustus 2015

UAR-BC Cup 2015: My First Badminton Tournament (2)

Dear Unegers!

Kali ini saya akan menyambung uneg-uneg saya yang sebelumnya tentang UAR-BC Cup 2015.

Day 1: A Very Hectic Day

Pagi-pagi saya sudah siap berangkat ke GOR Pragas. Pukul 07.30 saya tiba di halaman GOR.

“Kak, saya baru dapat konfirmasi kalo anak SMK mau pake lapangannya satu,” Edi langsung menghampiri saya setibanya di depan GOR. Jedeeerrrr!!! Mampus gue... saya merutuk dalam hati. Gimana nggak, kami udah booking keempat lapangan dari jauh-jauh hari, ngerancang jadwal pertandingan untuk 4 lapangan, dan tadaaaa! Only 3 courts for the matches!

Alhasil, pagi-pagi setelah acara dibuka Pak Aries, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UTS, saya pontang-panting mengatur ulang jadwal pertandingan, dari yang tadinya 4 lapangan menjadi 3 lapangan. Masalah-masalah mulai muncul. Mulai dari peserta yang belum juga hadir padahal jadwal tandingnya udah mau mulai, Herman dan Dul yang kembali terancam batal tanding gara-gara jadwal tanding mereka di Lapangan D (tempat nongkrongnya anak-anak SMK) harus pindah ke lapangan lain, which is jadwal mereka berarti mundur setelah pertandingan peserta lain, Kak Solihin yang belum kembali dari mengambil KHS padahal jam tandingnya udah dekat dan membuat saya harus mengundur pertandingan, dan yang lain-lainnya. Saya sampai nggak sempat berpikir untuk pertandingan saya sendiri.

Jadwal pertandingan
Suasana pembukaan


Foto bersama :)
Akhirnya setelah semua kerumitan ini berakhir, saya masuk lapangan untuk pertandingan saya sendiri. Lawan saya dan Edi adalah Arief/Toto, pasangan dari prodi Psikologi. Di awal-awal pertandingan kami selalu ketinggalan angka. Saya dan Edi serasa blank, bingung mau ngapain di lapangan. Mau main lob, bolanya masih kencang, ujung-ujungnya out. Mau smash malah banyak yang nyangkut. Ternyata ini akumulasi dari perasaan grogi kami karena baru sekali ini mengikuti pertandingan bulutangkis. Jedeerrr, jadi gini toh rasanya ikut kompetisi? Walaupun cuma internal kampus, tapi tetap saja beda dengan suasana mabar.

UAR-BC Cup 2015: My First Badminton Tournament (1)

Dear Unegers!

Saya mau berbagi uneg-uneg yang baru saya alami. Seperti yang saya sampaikan di bagian perkenalan, saya sangat suka olahraga bulutangkis. Ini adalah olahraga yang paling saya kuasai. Saya sudah kenal lapangan bulutangkis sejak usia 6 tahun. Saat itulah pertama kali saya menginjak lapangan bulutangkis dan mengayunkan raket. Bagi saya, olahraga bulutangkis sudah seperti bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan dari diri saya, hehehe.



Bulutangkis bukan sekedar olahraga, namun juga parfum bangsa Indonesia. FYI, selama keikutsertaan Indonesia di ajang Olimpiade, bulutangkis menjadi satu-satunya cabang olahraga yang menyumbang medali emas untuk negara ini. Sebanyak 6 medali emas yang dimiliki Indonesia sejauh ini disumbangkan oleh Susy Susanti dan Alan Budhikusuma (Olimpiade Barcelona 1992), Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Olimpiade Atlanta 1996), Candra Wijaya/Tony Gunawan (Olimpiade Sydney 2000), Taufik Hidayat (Olimpiade Athena 2004), dan Markis Kido/Hendra Setiawan (Olimpiade Beijing 2008). Jadi suatu kebanggan bagi saya untuk bisa memainkan olahraga prestisius ini, yaaah...walaupun dengan kemampuan seadanya hehehe.

Jumat, 24 Juli 2015

Get In Touch with Me!

Hai! My name is Fahmi Dwilaksono. I am a student of Sumbawa University of Technology of Indonesia. Nice to see you all!!!

My first trip to Tokyo. Amazing!
I was born into an amazing family who taught me about how important the education. For my parents, education is like an investment that never get bankrupt, an inheritance that never run out, and we can both get the money and do a charity. That is why they both encourage me and my brothers to get high level education, at least higher than them who are senior high school alumna.

I was born in a very exotic island, Sumbawa, on Wednesday, April 19 1995 at 02.00 in the early morning (my mom told me completely!). My mom is a great housewife, while my dad is an officer at a national insurance company. I have a big brother, who now is an IT employee at a big private bank in Jakarta. He is 5 years older than me. I also have a little brother who now is a senior high school student in a state high school in Sumbawa. He is 4 years younger than me.

My Family
My hobbies are playing badminton, singing, listening to the music, dancing, making friends with many people, and travelling. I love cat and that is why I always have cat in my house. I have two cats in my house recently. One is a male, named Oren, and another one is a female, named Laura Kim (I love those names a lot!)

My country is the biggest archipelago in the world, which has huge diversity of the people, cultures, religions, traditions, natural resources and so on. That is why I love to live in the diversity. I love to learn something new as long as they give positive effect to myself. Although there are many differences, but Indonesians live in peace. We respect each other and that is why I love my country so much. Indonesia is my blood, and I am proud to be an Indonesian.

My dreams are to be a professor and getting my first Nobel honour for Indonesia. Perhaps they seem impossible. But our nation founding father, Ir. Soekarno, said that 'You may dream as high as the sky. If you fall, you will fall among the stars.' I am really inspired of his quote, thus I dare to dream. My favourite singer, Agnes Monica, has a quote 'Dream, Believe, and Make It Happen'. Looking at her struggle to be an international singer (and it is beginning to come true) realize me if nothing impossible to happen, as long as we keep fighting for the dreams and pray to God.

My first trip to Boston, USA. What an amazing moment!

Becoming the internship student in NIMS, Tsukuba, Japan